01.51 -
Art,ken cerpen
No comments
Angin Surga Untuk Ana
ANGIN
malam berhembus sepoi mengisi celah-celah kosong setiap sudut alam. Rembulan
juga tak lelah belalakkan kedua matanya mengawasi mimpi-mimpi indah setiap anak
manusia di tengah gelapnya malam. Di sana,
di sebuah rumah bertembok tinggi berpagar besi, sepasang mata masih terbelalak
bagai tak tersapa rasa kantuk secuil pun. Tangan putih lentiknya masih sibuk
membuka-buka makalah pengajian yang diadakan oleh anak-anak rohis besok pagi di
sekolahnya. Gadis remaja itu sibuk
mencatat pokok-pokok bahasan dalam makalah yang tadi ia dapat dari sahabatnya,
Wulan ke dalam diary pribadinya.
Sambil
rebahan di dalam kamarnya yang serba pink, dengan ditemani dua buah buku tebal
dan bantal guling tweety kesayangannya, Ana Armanda, gadis muda energik itu
masih asyik mengarungi kata demi kata pada makalah tersebut. Gadis kelahiran 2
Desember 17 tahun yang lalu itu, adalah anak bungsu dari keluarga Janus Darman
dan Amanda Sitohak. Kakaknya, Rendra Darman sudah menikah setahun yang lalu
dengan seorang gadis Bali, teman kuliahnya
dulu.