Rabu, 24 Juli 2013

“Kala Sang Malaikat Sampai”


Mei, nan cemerlang membawa terbang akan alunan syahdu. Saat kicauan burung bertanda pagi telah tiba. Malaikatpun membawa Mei untuk selalu bersujud kepada-Nya. Menghapus semua kelalaianku pada-Mu. Namun, Mei kini tiba dengan tebaran senyum mempesona. Membawa sejuta cinta yang telah lama usang. Mei, uluran tanganmu serasa salam malaikat telah sampai menyatukan kita. Jabatan tangan malaikatpun menyalurkan aliran cinta dari Tuhan. Mempertemukan tulang rusuk yang bengkok kembali utuh. Layaknya Adam dan Hawa yang sejuta tahun lamanya tak bertemu. Haus akan belaian kasih dan sayang halal-Mu dan kini dahaga itu terbayar sudah,
Mei, kau segarkan dan bangkitkan kembali keusangan cinta yang telah lama rapuh. Hingga sang suryapun terus terbit menyinari alam semesta. Semilir anginpun tak henti untuk menyelimuti. Mei, kaulah denyut nadi yang lama berhenti. Kembali berdetaklah untuk kegairhan hidup cinta kita. Memompa kembali jantung untuk selalu mengalirkan nafas cinta yang abadi. Sehingga malaikatpun tersipu malu. Melihat keabadian cinta kita yang sirna dan kini kembali utuh. Menyatukan cinta kita untuk Tuhan. Mei, teruslah begitu sehingga Tuhan melanjutkan kisah cinta kita yang selanjutnya.

by; kef