Kamis, 06 Februari 2014

Jangan Tertipu Gemerlap Valentine’s Days

http://3.bp.blogspot.com/_DPPeXztm9rI/TU2Qx_fmUaI/AAAAAAAAAHc/TQMG42-FYU8/s400/168690_180208175347588_100000752193358_343773_5541782_n.jpg 

Crasss…” kepala St. Valentine dipancung oleh penguasa Roma. Inilah kisah tragis tentang seorang bishop di Terni, suatu tempat kira-kira 60 mil dari Roma. Kenapa ia dipancung? Konon kabarnya gara-gara ia memasukkan sebuah keluarga Romawi ke dalam agama Kristen. Itu terjadi sekitar tahun 273 Masehi. Dalam perkembangannya, peristiwa tersebut lalu dikaitkan dengan acara Valentine’s Day yang ada sekarang, yakni acara hura-hura anak muda dengan pasangannya masing-masing.
Nah, acara Valentine’s Day yang telah menjadi hajatan wajib bagi kamu itu, ternyata punya latar belakang peristiwa yang bukan berasal dari Islam. So, bahkan dalam versi lain, disebutkan bahwa pada awalnya orang-orang Romawi merayakan hari besar mereka

Cabe-Cabean, Terong-Terongan, Lalu?

http://us.images.detik.com/content/2013/12/13/10/144353_112454_cabecabeanaa.jpg\

Bro en Sis rahimakumullah, pembaca setia gaulislam. Makin angot aja nih istilah cabe-cabean ama terong-terongan. Nggak sekalian aja tomat-tomatan atau garam-garaman, terasi-terasian plus gula-gulaan supaya bisa jadi sambal. Hehehe.. kalo ngeliat definisinya, sebenarnya fenomena cabe-cabean atau terong-terongan udah ada sejak jaman baheula (jadul). Cuma istilahnya ada yang diperbarui. Di daerah Jawa Tengah sana, konon kabarnya sebelum cabe-cabean udah ngetop kimcil. Nggak jauh bedalah. Atau mungkin sudah di-replace alias diganti kali ya. Tetapi, terlepas dari kontroversi itu, yang jelas fenomena cabe-cabean dan terong-terongan sungguh sudah sangat mengganggu. Khususnya cabe-cabean.